Minggu, 30 Desember 2012

TATA IBADAH HARIAN MALAM (MAARIV)



http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/tefilah.html


Persiapan : Membasuh tangan (Netilat Yadaim)

Baruk Attah Yahweh Eloheinu Hu Melek ha Olam, asyer qidshanu bemitsotaw we tsiwanu netilat al yadanu. Anoki natan et yadi le Mashiakh Hu Tiqwah ha Gadol, we qakh na yadi lesharto, Amen

Diberkatilah Engkau Yahweh, Tuhan kami, Raja Semesta Alam, yang telah menguduskan kami dengan perintah-perintah-Nya dan yang memerintahkan untuk membasuh tangan kami. Saya menyerahkan tangan saya pada Mesias, Pengharapan Yang Mulia dan pakailah tanganku hanya untuk melayani-Nya saja, Amin”



Berdiri dengan kedua tangan disamping paha sambil mengucapkan :

Pengakuan Kebesaran Elohim

YAHWEH, ATTA HU ELI, ELOHEY HA ELOHIM, ADONEY HA ADONIM, ELOHIM HA EKHAD WE RUAKH HU

“Ya, Yahweh, Engkaulah Tuhanku, Tuhan diatas segala Tuhan, Tuan diatas segala Tuan, Tuhan yang Esa dan Roh ada-Nya”


Pengakuan Iman (Shema)

SHEMA YISHRAEL  YAHWEH ELOHEINU, YAHWEH EKHAD. WE AHAVTA ET YAHWEH ELOHEIKA BEKOL LEVAVEKA UBEKOL NAFSHEKA UBEKOL MEODEKA(Devarim 6:4-5)

(Dengarlah Yishrael : Yahweh Tuhan kita Yahweh itu Esa. Kasihilah Yahweh Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, Ul 6:4-5)


Membungkukan badan sambil mengucapkan :

QADOSH, QADOSH, QADOSH, YAHWEH TSEVAOT, MELO KOL HA ARETS KEVODO”

“Kudus, kudus, kuduslah Yahweh Tuhan Semesta Alam. Seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya” (Yes 6:3)



Berlutut dengan kaki kiri terlebih dahulu lalu kaki kanan,  sambil mengucapkan :


BOU NISHTTAKHAWEH WENIKRA’A WE NIVREKA LIFNEY YAHWEH OSHENU” (Tehilim 95:6)

“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Yahweh yang menjadikan kita” (Mzm 95:6)



Bertelut sambil mengucapkan :

SAAT TEFILAH MA’ARIV
MAZMUR PETANG/MALAM (Mazmur 4:1-9)

BEQARI ‘ANENI ELOHEY TSIDQI. BATSAR HIRKHAVTA KHANNENU USHEMA TTEFILATI”

“Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Tuhan, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku”

BENEY ISH, AD ME KEVODI LIKLIMMA TTEHAVUN RIQ, TEVAQSHU KAZAV, SELA?

“Hai orang-orang[iv] berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?”

UD’U KI HIFLA YAHWEH KHASID, LO YAHWEH YISHMA BEQARI ELAIW

“Ketahuilah bahwa Yahweh telah memilih bagi-Nya seorang yang dikasihi-Nya; Yahweh mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya”

RIGZU WE AL TTEKHETAU, IMRU BILVAVEKEM ‘AL MISHKAVKEM WEDOMU, SELA”

  “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu ditempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela”

ZIVKHU ZIVKHEY TSEDEQ UVITKHU EL YAHWEH

“Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada Yahweh”

“RABIM OMRIM MI YARENU TOV, NESA ALYNU OR PANEKA YAHWEH”

“Banyak orang berkata : Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Yahweh”

NATATTA SHIMKHA WE LIVI ET DDEGANAM WE TIROSHMA RABBU

“Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada mereka, ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur”

BE SHALOM YAKHDAW ESHKKEBA WE ISHAN, KI ATTA YAHWEH LE VADAD LA VETAKH TTOSHIVENI

“Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya Yahweh, yang membiarkankan aku diam dengan aman”

TATA IBADAH HARIAN SIANG (MINKHAH)



http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/02/tefilah.html


Persiapan : Membasuh tangan (Netilat Yadaim)

Baruk Attah Yahweh Eloheinu Hu Melek ha Olam, asyer qidshanu bemitsotaw we tsiwanu netilat al yadanu. Anoki natan et yadi le Mashiakh Hu Tiqwah ha Gadol, we qakh na yadi lesharto, Amen

Diberkatilah Engkau Yahweh, Tuhan kami, Raja Semesta Alam, yang telah menguduskan kami dengan perintah-perintah-Nya dan yang memerintahkan untuk membasuh tangan kami. Saya menyerahkan tangan saya pada Mesias, Pengharapan Yang Mulia dan pakailah tanganku hanya untuk melayani-Nya saja, Amin”

Berdiri dengan kedua tangan disamping paha sambil mengucapkan :

Pengakuan Kebesaran Elohim

YAHWEH, ATTA HU ELI, ELOHEY HA ELOHIM, ADONEY HA ADONIM, ELOHIM HA EKHAD WE RUAKH HU

“Ya, Yahweh, Engkaulah Tuhanku, Tuhan diatas segala Tuhan, Tuan diatas segala Tuan, Tuhan yang Esa dan Roh ada-Nya”

Pengakuan Iman (Shema)

SHEMA YISHRAEL, YAHWEH ELOHEINU, YAHWEH EKHAD. WE AHAVTA ET YAHWEH ELOHEIKA BEKOL LEVAVEKA UBEKOL NAFSHEKA UBEKOL MEODEKA(Devarim 6:4-5)

(Dengarlah Yishrael : Yahweh Tuhan kita Yahweh itu Esa. Kasihilah Yahweh Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, Ul 6:4-5)

Membungkukan badan sambil mengucapkan :

QADOSH, QADOSH, QADOSH, YAHWEH TSEVAOT, MELO KOL HA ARETS KEVODO”

“Kudus, kudus, kuduslah Yahweh Tuhan Semesta Alam. Seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya” (Yes 6:3)

Berlutut dengan kaki kiri terlebih dahulu lalu kaki kanan,  sambil mengucapkan :

BOU NISHTTAKHAWEH WENIKRA’A WE NIVREKA LIFNEY YAHWEH OSHENU” (Tehilim 95:6)

“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Yahweh yang menjadikan kita” (Mzm 95:6)

Bertelut sambil mengucapkan :

SAAT TEFILAH MINKHAH
MAZMUR SIANG (Mazmur 15:1-5)

YAHWEH, MI YAGUR BEAHOLEKA? MI YISHKON BE HAR QADSHEKA?

“Yahweh, siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh berkemah di gunung-Mu yang kudus?”

HOLEK TTAMIM UFOEL TSEDEQ WEDOVER EMET BILEVAVO

“Dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya”

  “LO RAGAL ‘AL LE SHONO

“Yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya”

LO ASYA LE RE’EHU RA’A, WE KHERPA LO NASYA

Yang tidak berbuat jahat terhadap sesamanya dan yang tidak menimpakkan cela kepada tetangganya

NIVZEH BE’EINAIW NIMAS, WEET YIREY YAHWEH

“Yang memandang jijik dengan matanya terhadap orang yang memiliki hati yang kotor[1] namun menghormati orang yang takut akan Yahweh”

“YEKAVED NISHBA’A LE HARA WELO YAMIR

“Yang berpegang pada sumpah walaupun merugi. Yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba”

 “KKASPO LO NATAN BE NESHEK, WE SHOKAD AL NAQIY, LO LAQAKH OSYE ELLE, LO YIMMOT LE OLAM

“Dan yang tidak menerima suap melawan orang tidak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya”

TATA IBADAH HARIAN PAGI (TEFILAH SAKHARIT)





Persiapan : Membasuh tangan (Netilat Yadaim)

Baruk Attah Yahweh Eloheinu Hu Melek ha Olam, asyer qidshanu bemitsotaw we tsiwanu netilat al yadanu. Anoki natan et yadi le Mashiakh Hu Tiqwah ha Gadol, we qakh na yadi lesharto, Amen

Diberkatilah[i] Engkau Yahweh, Tuhan kami, Raja Semesta Alam, yang telah menguduskan kami dengan perintah-perintah-Nya dan yang memerintahkan untuk membasuh tangan kami. Saya menyerahkan tangan saya pada Mesias, Pengharapan Yang Mulia dan pakailah tanganku hanya untuk melayani-Nya saja, Amin”


Berdiri dengan kedua tangan disamping paha sambil mengucapkan :

Pengakuan Kebesaran Elohim

YAHWEH, ATTA HU ELI, ELOHEY HA ELOHIM, ADONEY HA ADONIM, ELOHIM HA EKHAD WE RUAKH HU

“Ya, Yahweh, Engkaulah Tuhanku, Tuhan diatas segala Tuhan, Tuan diatas segala Tuan, Tuhan yang Esa dan Roh ada-Nya”

Pengakuan Iman (Shema)

SHEMA YISHRAEL (ii), YAHWEH ELOHEINU, YAHWEH EKHAD. WE AHAVTA ET YAHWEH ELOHEIKA BEKOL LEVAVEKA UBEKOL NAFSHEKA UBEKOL MEODEKA(Devarim 6:4-5)

(Dengarlah Yishrael : Yahweh Tuhan kita Yahweh itu Esa. Kasihilah Yahweh Tuhanmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu, Ul 6:4-5)


Membungkukan badan sambil mengucapkan :

QADOSH, QADOSH, QADOSH, YAHWEH TSEVAOT, MELO KOL HA ARETS KEVODO”

“Kudus, kudus, kuduslah Yahweh Tuhan Semesta Alam. Seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya” (Yes 6:3)


Berlutut dengan kaki kiri terlebih dahulu lalu kaki kanan,  sambil mengucapkan :

BOU NISHTTAKHAWEH WENIKRA’A WE NIVREKA LIFNEY YAHWEH OSHENU” (Tehilim 95:6)

“Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Yahweh yang menjadikan kita” (Mzm 95:6)


Bertelut sambil mengucapkan :

SAAT TEFILAH SHAKHARIT
MAZMUR PAGI (Mazmur 5:1-13)[1]

“AMARAY HAAZINA YAHWEH HAQESHIYVA LEQOL SHAW’IY MALKKI WE ELOHAY, KI ELEYKA ETPALLEL” 

“Berilah telinga kepada perkataanku ya Yahweh, perhatikanlah keluh kesahku, perhatikanlah teriakku minta tolong, ya Rajaku dan Elohimku sebab kepadamulah aku berdoa”

YAHWEH, BOQER TTISHMA QOLI, BOQER E’ERAK LEKA WA ATSPE

“Yahweh, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagimu dan aku menunggu-nunggu”

  “KI LO EL KHAFETS RESHA, ATTA LO YENUREKA. LO YITYATSBU HOLELIM LENEGID. EYNEKA SHANETA KOL POALE AWEN. TTEAVED DDOVREY KAZAV DDAMIN UMIRMA YETA’EV YAHWEH

“Sebab Engkau bukanlah Tuhan yang berkenan kepada kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Yahweh jijik melihat penumpah darah dan penipu”

WA ANI BEROV KHASDEKA, AVO VEYTEKA ESHTTAKHAWE EL HEIKAL QADSHEKA BE YIRATEKA”

“Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk kedalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau

YAHWEH NEKHENI WE TSIDQATEKA, LEMA’AN SHURAY (HOSHAR) [HAYSHAR] LEFANAY DDARKEKA. KI EIN BEFIYHU NEKONA, QIRBAN HAUYOT, QEVER PATUAKH GERONAM, LESHONAM YAKHALIQUN

“Yahweh, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu, karena seteruku; ratakanlah jalanmu di depanku. Sebab perkataan mereka tidak ada yang jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur terganga, lidah mereka merayu-rayu”

HAASHIMEM ELOHIM YIPLU MIMMO’ATSOTEYHEM, BEROV PISH’EYHEM HADDIYKHEMO, KI MARU VEKA

  “Biarlah mereka menanggung kesalahan mereka Ya Tuhan, biarlah mereka jatuh karena rancangannya sendiri; buanglah mereka karena banyaknya pelanggaran mereka, sebab mereka memberontak terhadap Engkau”[iii]

WAYISHMEKHU KOL KHOSEY VAK LE’OLAM, YERAGENU WETASEK ALEYMO, WEYA’ALETSU VEK OHAVEY SHEMEKA. KKI ATTA TTEVAREK TSADIQ YAHWEH, KKATSINNA RATSON TTA’TERENU

“Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu. Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar ya Yahweh, Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai”


Doa untuk Yerusalem (Mazm 122:6-9)[v]

SHAALU SHELOM YERUSHALAYIM, YISHLAU OHAVAYIK

“Biarlah orang-orang yang mencintai Yerusalem mendapat sentosa”

YEHI SHALOM BEKHELEKA SHALWA BEARMENOTAYIK

“Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembok Yerusalem  dan sentosa didalam puri-puri Yerusalem”

LEMA’AN AKHAY WERE’AY ADABRA NNA SHALOM VAK

“Oleh karena saudara-saudaraku dan teman-temanku, aku hendak mengucapkan ; Biarlah kesejahteraan ada di dalam Yerusalem”

LEMA’AN BET YAHWEH ELOHEYNU, AVAQSHA TOV LAK

“Oleh karena rumah Yahweh Tuhan kami, aku hendak mencari kebaikkan bagi Yerusalem”

PILAR IBADAH KRISTIANI



Kata  “beribadah” dalam bahasa Ibrani dipergunakan kata Avodah. Kata Avodahmuncul dalam Kitab Torah, Neviim, Kethuvim (TaNaKh atau Kekristenan lazim menyebutnya dengan Perjanjian Lama) sebanyak 145 kali. Dalam bahasa Yunani dipergunakan kata Latreuo.

Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan kata Avodah dan Latreuo dengan “melayani”, “budak”, “mengerjakan”, “beribadah”. Contoh:

“…tetapi supaya mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara keturunan kita kemudian, bahwa kami tetap beribadah (avodat) kepadaYHWH di hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban keselamatan kami. Jadi tidaklah mungkin anak-anak kamu di kemudian hari berkata kepada anak-anak kami: Kamu tidak mempunyai bagian pada YHWH” (Yos 22:27).

 “Mereka harus mengerjakan tugas-tugas bagi Akharon dan bagi segenap umatIsrael di depan Kemah Pertemuan dan dengan demikian melakukan pekerjaan (avodat) jabatannya pada Kemah Suci” (Bil 3:7).

Beribadahlah (ivdu) kepada YHWH dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mzm 100:2).

Ibadah Kristiani pada awalnya berakar pada Yudaisme. Yesus Sang Mesias adalah seorang Yahudi (Ibr 7:14) dan beribadah secara Yahudi. Demikian pula murid-murid Yesus dan para rasulnya meneruskan tata cara ibadah Yudaisme tersebut. Pilar ibadah Kristiani yang berakar pada Yudaisme meliputi sbb:

1.       Ibadah Harian tiga kali sehari (Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv – Kis 3:1; 10:3) 

2.       Ibadah Pekanan (Sabat – Kis 13:14,27,42,44) 

3.       Ibadah Bulanan (Rosh kodesh – Kol 2:16-17) 

4.       Ibadah Tahunan atau Tujuh Hari Raya (Sheva Moedim – Kis 20:16, 1 Kor 16:8).


Para ahli liturgi Kristen pun mengakui bahwa beberapa tradisi liturgis dalam gereja Katholik, Orthodox dan Protestan, sebenarnya berakar dari Yudaisme. Pdt. Theo Witkamp, Th.D., menjelaskan dalam artikelnya sbb:

Gereja Kristen dimulai sebagai suatu sekte Yahudi. Oleh karena itu, kalau kita ingin tahu tentang asal-usul dan latar belakang ibadah Kristen awal, kita terutama harus memandang kebiasaan-kebiasaan liturgis dan musikal dari agama Yahudi pada Abad Pertama Masehi”1

Demikian pula diakui oleh Nelly Van Doorn-Harder, MA., sbb:

Bila Liturgi Protestan dilihat sebagaimana yang ada sekarang, sulit dibayangkan bahwa akar dari semua kehidupan liturgis Kristen, dapat ditemukan dalam Liturgi Yahudi. Karena memang Yesus adalah seorang Yahudi. Ia selalu mengutip dan menggunakan cerita-cerita, tema-tema dan simbol-simbol dari Perjanjian Lama. Perayaan-perayaan perjamuan kudus dan rumusan doa sehari-hari gereja purba diambil dari cara Yudaisme…Proses melupakan warisan keyahudian ini, berawal dari pengajaran mengenai amanat Kristen di luar tanah asalnya sendiri, tanah Palestina, yakni ketika pesan Kristen ini dikontekstualisasikan dengan cara menyerap budaya-budaya dan ide-ide lokal seperti ide-ide filsafat Yunani”.2

Sabtu, 29 Desember 2012

MENGGALI IBADAH & TATA IBADAH KEKRISTENAN AWAL



Pernahkah anda berpikir dan merenung sejenak serta berkata,”apakah saya dan jemaat dimana saya bersekutu atau menggembalakan, beribadah seperti Mesias beribadah?” atau pernahkah anda mempertanyakan, “apakah Mesias mengajarkan mengenai Ketritunggalan atau Keesaan?” atau “benarkah Mesias dan para rasul-Nya beribadah dengan berjingkrak-jingkrak, berteriak-teriak sambil mengucapkan kata-kata yang tidak dimengerti, sebagaimana dilakukan oleh beberapa komunitas Kristiani?” atau “apakah bahasa yang diucapkan Mesias dan para rasulnya”, lalu, “bagaimanakah Mesias membaca dan memperlakukan Kitab Suci?” juga “Apakah Mesias merayakan Christmas pada Tanggal 25 Desember dan Easter?”

Mungkin anda pernah memiliki salah satu dari beberapa pertanyaan diatas atau mungkin tidak pernah sama sekali mempertanyakannya. Bagi mereka yang pernah menggumuli pertanyaan-pertanyaan diatas, tulisan ini semacam peta jalan untuk menelusuri kembali jejak awal Kekristenan. Namun tidak semua hal akan dikaji dalam tulisan ini, mengingat keterbatasan halaman. Bagi mereka yang belum pernah sama sekali memiliki berbagai pertanyaan diatas, kajian ini merupakan rambu-rambu lalu lintas yang menyala merah dan meminta anda untuk berhenti sejenak serta melihat sisi lain dari sejarah kekristenan dan keberadaan kita sebagaii komunitas pengikut Mesias Yahshua.

Beberapa tradisi liturgis dalam gereja Katholik, Orthodox dan Protestan, sebenarnya berakar dari Yudaisme. Pdt. Theo Witkamp, Th.D., menjelaskan dalam artikelnya, “Mazmur-Mazmur Kekristenan Purba Dalam Konteks Yahudi Abad Pertama”, sbb:“Gereja Kristen dimulai sebagai suatu sekte Yahudi. Oleh karena itu, kalau kita ingin tahu tentang asal-usul dan latar belakang ibadah Kristen awal, kita terutama harus memandang kebiasaan-kebiasaan liturgis dan musikal dari agama Yahudi pada Abad Pertama Masehi”1

Dalam perkembangannya, akibat suasana Anti Semit yang berkembang kuat di luar Yerusalem, Gereja (Qahal Mesias) dari kalangan non Yahudi (Christianos, Kis 11:26) mulai melepaskan diri dari lingkungan Yudaisme dan Gereja dari kalangan Yahudi (Netsarim, Notsrim, Nazoraios, Kis 24:5,11). Ketika Gereja non Yahudi berkembang di luar Yerusalem, khususnya di Roma dan seluruh wilayah jajahannya dan berkembang sampai Eropa, maka Gereja mulai mengembangkan liturginya yang melepaskan banyak unsur-unsur dalam Yudaisme dan Keyahudian.

Nelly Van Doorn-Harder, MA., dalam artikel berjudul “Akar-Akar Keyahudian Dalam Liturgi Kristen, mengatakan: “Bila Liturgi Protestan dilihat sebagaimana yang ada sekarang, sulit dibayangkan bahwa akar dari semua kehidupan liturgis Kristen, dapat ditemukan dalam Liturgi Yahudi. Karena memang [Yahshua] adalah seorang Yahudi. Ia selalu mengutip dan menggunakan cerita-cerita, tema-tema dan simbol-simbol dari Perjanjian Lama. Perayaan-perayaan perjamuan kudus dan rumusan doa sehari-hari gereja purba diambil dari cara Yudaisme…Proses melupakan warisan keyahudian ini, berawal dari pengajaran mengenai amanat Kristen di luar tanaah asalnya sendiri, tanah Palestina, yakni ketika pesan Kristen ini dikontekstualisasikan dengan cara menyerap budaya-budaya dan ide-ide lokal seperti ide-ide filsafat Yunani”.2

Fakta penting pertama dari penjelasan Nelly Van Doorn-Harder adalah bahwasanya berbagai liturgi Kekristenan merupakan WARISAN yang BERAKAR dari Yudaisme, dimana Yesus Sang Mesias pun menggunakannya dalam ibadah harian (tefilah) maupun sabat di Sinagog-Sinagog Yahudi di Yerusalem.

Selanjutnya Nelly mengatakan: “Reformasi Protestan memiliki tujuan untuk kembali kepada tradisi-tradisi Kristen yang murni. Sayangnya, pada zaman para reformator, terdapat sedikit informasi mengenai isi dari tradisi Kristen ini. Dalam kenyataan, yang terjadi adalah para reformator bahkan membawa gereja keluar jauh dari warisan aslinya karena mereka dipengaruhi oleh suatu budaya yang berorientasikan ilmu pengetahuan sebagai hasil Renaisance. Sehingga keaslian sikap Kristen Yahudi yang senantiasa berdialog secara konstan dengan (Tuhan) yang penuh simbol dan misteri, sama sekali hilang dari kehidupan liturgi protestan dan diganti oleh penekanan ala Protestan, yakni doktrin”3.

Fakta ini membawa kita pada pemahaman bahwa para reformator tidak menguasai hakikat liturgi Yudaisme dan mengabaikan peran penting liturgi sebagai suatu bentuk tata ibadah yang hidup antara umat dan Tuhannya, dan menitik beratkan pada doktrin.

Penjelasan Nelly berikutnya yang tidak kalah menarik untuk kita simak: “…melupakan akar-akar keyahudian, memberikan konsekuensi-konsekuensi serius terhadap kehidupan liturgi Kristen. Bila orang-orang Kristen tidak lagi memahami arti sepenuhnya latar belakang keyahudian dalam kehidupan liturgi mereka, kontroversi-kontroversi seperti yang ada dalam interpretasi mengenai perjamuan kudus, mulai nampak diantara orang-orang Kristen. Akibat dari kontroversi-kontroversi ini adalah munculnya perpecahan-perpecahan dan aliran-aliran dalam gereja”4.

Fakta ketiga yang teramat penting, bahwa terputusnya Kekristenan reformasi yang melahirkan gereja-gereja beraliran Lutheran, Calvinis, Baptis, Menonit, Moronite, dalam menerapkan tradisi tata ibadah warisan Yudaiknya, telah menyebabkan berbagai PERPECAHAN DENOMINASI. Padahal, pada mulanya para pengikut Mesias di Abad I Ms beribadah di sinagog, menggunakan tata ibadah Yudaik serta doa-doa Yudaik, namun dikarenakan ketidak mengertian Kekristenan terhadap akar-akar Yudaiknya, mengakibatkan timbulnya perpecahan dan berbaga penafsiran gereja-gereja reformasi yang bertumbuh di Eropa, Amerika dan Afrika serta Asia, terhadap tata ibadah Kekristenan yang mula-mula.

Beberapa denominasi Kristen non Orthodox, Katholik, Protestan seperti Pentakostal dan Kharismatik, melepaskan diri dari suatu keterikatan terhadap liturgi dalam beribadah. Liturgi dipandang sebagai suatu kebekuan dalam beribadah.

Sikap-sikap negatif terhadap liturgi dalam ibadah, sebenarnya dikarenakan ketidakmengertian hakikat dan makna liturgi dalam kehidupan ibadah Gereja pada awal pertumbuhannya.. Van Olst mengatakan sbb: “Liturgi, seperti yang ditekankan oleh Cromphout dalam bukunya tentang Kitab Wahyu, adalah ‘mengaku dan menyanyi di hadirat (Tuhan) bahwa ada keselamatan; dan mengatakan bahwa Dia sajalah penguasa asas segala sesuatu dan dengan demikian mematahkan daya tarik dunia dan kekuatannya. Tata cara (setting) liturgis ini pada saat yang sama, membentuk relevansi praktis dari Kitab Wahyu….Pasal 5 menerangkan tentang suatu peristiwa/kegiatan liturgis yang akbar. Keempat mahluk itu dan dua puluh empat tua-tua menyanyikan satu lagu baru (ayat 9) diikuti dengan suatu puji-pujian agung untuk Sang Anak Domba – lagu pujian yang dikenakan dengan relevansi politis yang besar karena kekuasaan dari sang kaisar secara jelas diberikan kepada Sang Anak Domba. Dalam hal ini, sama seperti dalam pasal sebelumnya, kita menyaksikan bagaimana liturgi itu dirayakan di sorga - oleh para malaikat, keduapuluh empat tua-tua itu, orang-orang suci, keempat mahluk hidup itu secara singkat, oleh segenap ciptaan (keempat mahluk hidup itu mewakili kosmos)5

Dari penjelasan Van Olst, kita melihat bahwa Liturgi berakar bukan hanya daari Yudaisme dan Sinagoga, melainkan berakar dari Kitab Suci. Bahkan liturgi adalah suatu percakapan yang hidup dan interaktif di Sorga. Dan liturgi Kekristenan seharusnya mengadaptasi unsur-unsur liturgi Yudaisme dalam tata ibadahnya.

John Fischer, seorang Mesianik Yahudi yang telah mengimani bahwa Yahshua sebagai Mesias, mengatakan mengenai fungsi liturgi sbb: “In so doing, liturgy teaches us about God and his actions in our world. The liturgy, though an effective guide in worship, is not worship in and of itself. It must be accompanied by the right attitude”(Dengan demikian, liturgi mengajar kepada kita mengenai Tuhan dan karya-Nya di dunia. Meskipun demikian, liturgi merupakan petunjuk efektif dalam beribadah. Liturgi bukanlah penyembahan dalam dan dari dirinya sendiri. Liturgi seharusnya dikaitkan dengan sikap yang benar).

DR. David Stern memberikan ulasan mengenai bentuk liturgis ibadah di Bait Suci, yang terdiri sbb:7

  • Doa pembukaan, mazmur-mazmur dan himne-himne
  • Barekhu, panggilan khusus beribadah
  • Shema, pengakuan iman, mengumumkan kekuasaan Elohim atas Israel, yang diulang baik pagi maupun petang
  • Amidah, Pujian/Doa. Delapan Belas Doa Berkat (Eighteen Benedictions), sinopsis doa harian, berhubungan dengan korban harian, pagi, siang dan petang
  • Keriat ha Torah, Membaca Firman Elohim (TaNaKh) terkadang dengan terjemahan, penjelasan atau kotbah. Termasuk doa-doa dan himne-himne